DILEMA PEREMPUAN DALAM BERPAKAIAN: Yang Terkoyak adalah Tubuh Perempuan

DILEMA PEREMPUAN DALAM BERPAKAIAN: Yang Terkoyak adalah Tubuh Perempuan


Hai, apa kabar? Beberapa hari ini aku lihat ada banyak orang yang singgah untuk baca tulisan-tulisanku. Makasih sudah membaca. Semoga bermanfaat untuk kalian. Salam kenal yaa.. Semoga hari kalian baik, menyenangkan dan bermanfaat. Kalau pun yang sedang baca tulisanku ini sedang engga baik-baik aja, percayalah we’ll be okay. 

Sebelum fokus ngobrolin isu yang mau aku tulis. Aku mau katawa lebih dulu 😂😂 karena aku sudah merasa cukup diserang oleh sekelompok laki-laki yang mungkin bisa kusebut “laki-laki garis nafsuan”. Dengan melihat foto ini, kalian akan bisa melihat dan merenungi dari sekian juta jiwa penduduk di Indonesia, mungkin kita hanya akan menemukan beberapa laki-laki yang tidak patriarki dan open minded.


You can see? Right? Akan ada berapa banyak kasus kekerasan seksual jika setiap laki-laki berpikiran seperti itu?? Aku sudah mengingatkan bahwa mau perempuan mana pun, seperti apa pun tampilan mereka, pakaian mereka, semua tidak pantas untuk dilecehkan.

Jika alasan kekerasan seksual terjadi karena adanya perempuan memakai baju ketat, tidak berlengan, celana pendek, rok mini. Bisakah kita menjawab mengapa dan apa yang sebenarnya tengah terjadi di masyarakat dengan pemerkosaan terhadap anak-anak bahkan balita, dan perempuan, termasuk oleh orang-orang terdekat yang seharusnya melindungi mereka? Kita tergagap!

Kehendak untuk menolak kekerasan dan memelihara perdamaian, tidak eksklusif menjadi milik satu pihak, dan tidak berkaitan dengan perempuan atau laki laki. Yang penting adalah pemahaman lebih jauh bahwa politik kepedulian, perdamaian, dan keadilan adalah sesuatu yang mungkin. Ia harus diciptakan serta disosialisasikan secara aktif untuk diadopsi dalam berbagai nilai kehidupan

Kekerasan yang dilakukan oleh anak laki-laki maupun laki-laki dewasa menunjukkan dominasi laki-laki di dalam masyarakat Indonesia yang bersifat patriarki.ㅤㅤ

Menyedihkan ketika sudah tahun 2023, dimana perkembangan informasi dan teknologi semakin maju tapi pemikiran seseorang semakin mundur. Ternyata masih banyak orang yang rupanya masih tidak mengerti apa itu kekerasan seksual.

KEKERASAN SEKSUAL

..Setiap perbuatan menghina, merendahkan, menyerang, dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa atau bertentangan dengan kehendak seseorang, yang menyebab kan seseorang itu tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas, karena ke-timpangan relasi kuasa dan/atau relasi gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya dan politik.

BENTUK KEKERASAN SEKSUAL

Dari unsur unsur kekerasan seksual di atas, maka kita memahami bahwa pengertian kekerasan seksual itu tidak sebatas pemerkosaan, tetapi luas sekali!!

MODUS-MODUS KEKERASAN SEKSUAL YANG SERING TERJADI DI INDONESIA

1. Kekerasan seksual dalam bentuk fisik

Kekerasan seksual dalam bentuk fisik contohnya: dicolek, dicium secara paksa, pemerkosaan, diraba dan lain lain.

2. Kekerasan seksual dalam bentuk verbal

Cat calling atau siul-siul, ditunjukkan dengan kata-kata atau gerakan tubuh yang seksis/merendahkan perempuan/ mengintimidasi/mengancam dan lain-lain.

3. Kekerasan dalam bentuk nonverbal

Kejahatan cyber, misal ditunjukkan gambar-gambar porno. Di intimidasi untuk mengirim foto seksi atau penyebaran foto atau video pribadi di medsos dan lain lain.

FALSAFAH K.H AHMAD DAHLAN MENGENAI HAWA NAFSU

Salah satu falsafah K.H Ahmad Dahlan mengingatkan yang biasa kita lakukan, yang selama ini kita anggap kebenaran, sesuatu yang mungkin kita sangat suka, sangat cinta dengan kebiasaan kebiasaan itu, tapi kita tetap harus mau membuka diri, siapa tahu ada yang lebih baik, ada yang lebih benar. Karena kebanyakan manusia dituntut oleh kecenderungan jiwanya dan kecenderungan jiwa ini dibentuk oleh apa yang dibiasakan. Maka kita harus tetap kritis terhadap diri kita sendiri. Kemudian falsafah selanjutnya meurujuk pada surat Al-Furqan ayat 43, tidakkah engkau melihat orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Jadi tidakkah engkau melihat kita sering mempertuhankan hawa nafsu kita. Dan di ayat selanjutnya, apakah engkau anggap orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu ini orang orang yang mau belajar? Mau berfikir atau mendengar? Tidak!!

Pelecehan seksual murni terjadi 100% karena niat pelaku. Tidak ada korban yang ‘mengundang’ untuk dilecehkan. Tidak seharusnya korban yang mengalami pelecehan seksual ini disalahkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain.

Menjadi perempuan memang tak gampang. Tubuh perempuan dianggap sebagai sumber godaan dan dosa hingga menimbulkan masalah—bukan bagi pemilik tubuh, tapi bagi mereka yang melihat.

Tokoh feminis Simone De Beauvoir mengatakan ketika seorang perempuan yang memasuki masa puber, tubuhnya pun menjadi sumber rasa takut dan malu. Tak hanya darah menstruasi, bahkan rambut yang tumbuh di bawah ketiak pun menimbulkan perasaan-perasaan negatif. Melewati masa puber, ketidaknyamanan itu berlanjut ke inisiasi seks, pernikahan, hingga menjadi ibu.

Yang lebih menyedihkan, selain menghadapi perasaan-perasaan negatif terkait segala bentuk perubahan pada tubuhnya, perempuan pun harus rela tubuhnya diatur oleh pihak lain. Tubuh perempuan diregulasi agar dunia menjadi lebih nyaman bagi seluruh kaum laki-laki. Bagi mereka perempuan harus menutup tubuh rapat-rapat agar tak memicu kebrutalan laki-laki, ya laki-laki garis nafsuan.

Menurut pendapat Susan Brownmiller, penulis buku Against Our Will: Men, Women, Rape. Menurut dia, pornografi adalah ciptaan lelaki. Ketelanjangan dan genital pria menjadi lambang kekuasaan dan kepurbakalaan yang agung, sementara ketelanjangan dan genital perempuan adalah kehinaan dan kemaluan.

Sejauh ini para ibu hanya terbiasa menasihati anak putrinya agar pandai menjaga diri, namun lalai mengajarkan anak laki-laki untuk mengontrol nafsu dan menghargai tubuh perempuan.

Jika dirasa kalimat yang berbunyi seperti ini “Kepalanya berhijab tapi baju dan celananya seolah berkata lecehkan aku dong mas” adalah sebuah sindiran, niat mengingatkan, bukankah ada cara yang jauh lebih baik dari itu?

Atau Bisakah kita tidak memberi nilai pada apapun? Tapi susah juga, karena manusia hidup dalam nilai-nilai. Betapa malang manusia, sebab mereka sering memberi nilai untuk yang tidak perlu. Untuk yang bukan urusannya.

“The only way to deal with an unfree world is to become so absolutely free that your every existence is an act of rebellion-“ Satu-satunya jalan untuk berhadapan dengan dunia yang tidak bebas adalah menjadi sepenuhnya bebas, sehingga keberadaannya hakikatnya adalah tindakan pemberontakan.” Berontaklah pada ketidakbebasan kita. Ketika ada banyak hal yang membelenggu, bebaskanlah. Apapun tindakan kita, jika kita tidak bebas, maka tidak akan ada nilainya.

Ketika kita berbuat baik karena dipaksa, perbuatan baik itu tidak akan ada nilainya. Maka, Berontaklah terhadap nilai-nilai hidup yang membuat kita tidak eksis sebagai diri sendiri. Syarat utama agar perbuatan kita memiliki nilai adalah harus melakukannya secara bebas, secara merdeka. Saat ini sebenarnya banyak sekali hal-hal yang membelenggu kita, tetapi kerap kali kita tidak menyadari. Maka, renungkanlah sejauh mana kita bebas menguasai hidup kita sendiri.

“Freedom is nothing but a chance to be better-Kebebasan Adalah cara untuk menjadi lebih baik,” kata Camus. Biasanya, ketidakbebasan menginginkan kita agar selalu berada dalam status quo. Kita harus seperti saat ini dan terus begini. Kita dipagari oleh status ini sehingga kita menjadi tidak bebas. Padahal, seharusnya hidup kita terus berkembang ke arah yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Lagi pula seharusnya masyarakat menyerahkan otoritas tubuh sepenuhnya kepada pemilik tubuh. Bila perempuan ingin menutupi tubuhnya bergiranglah karena ia meyakininya, bukan karena desakan laki-laki yang kepalanya hanya dipenuhi hal negatif, laki-laki sangean yang tidak bisa kotrol diri dan hanya menuhankan nafsunya. Bila perempuan ingin memakai celana pendek dan baju tak berlengan, ia tak seharusnya menjadi korban pelecehan seksual baik fisik, verbal atau non verbal.

Sayangnya, untuk hal mendasar seperti memutuskan apa yang layak dikenakan perempuan, masyarakat masih harus turut campur dan menyangsikan bahwa perempuan mampu memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya, bagi tubuhnya sendiri.

Kalian bisa lihat video ini https://youtu.be/VsUzMjV0Gm4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Rute Perjalanan ke Banda Neira: Jakarta, Cirebon, Surabaya, Banda Neira

Refleksi Diri dalam Musik Novo Amor: Spiritual Journey Through New Love

Rekomendasi Rute Perjalanan dari Banda Neira ke Pulau Jawa

Melankoli dalam Hening: Menyelami Kenangan Bersama Cigarettes After Sex

Apakah ‘Aku Memang Begini’ Sudah Cukup Alasan untuk Tidak Berubah?

Pesta di Kepala, Tuhan di Pinggir: Membaca Hidup dalam Puisi Jazuli Imam

Mental Health - End The Stigma black magic: Potret Minimnya Literasi Kritis di Tengah Masyarakat Modern